Rabu, 16 Maret 2011

Kecelakaan PLTN di Jepang Tidak Akan Separah Chernobyl


Kecelakaan PLTN di Jepang Tidak Akan Separah Chernobyl
Jason Minshull

  Separah-parahnya situasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang, tak akan mengulang peristiwa Chernobyl. Demikian diutarakan oleh peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Kepala International Atomic Energy Agency, Yukiya Amano, mengatakan kalau wadah reaktor dari PLTN Fukushima masih utuh. "Sejauh ini, jumlah radiasi dapat dikendalikan," katanya. Amano juga menjelaskan kalau pemerintah Jepang bekerja sekuat tenaga untuk menstabilkan PLTN dan memastikan keselamatan.

Air laut saat ini digunakan untuk mendinginkan tiga reaktor agar panas terkendali. Dwight Williams, peneliti dari MIT, mengutarakan bahwa air laut tidak biasa digunakan. "Pendinginan biasanya menggunakan air murni. Membersihkan air laut tidak ekonomis," jelas Williams. "Mereka membuat keputusan cepat untuk mengontrol situasi. Masalah ekonomis atau tidak dikhawatirkan kemudian," Williams memperkirakan demikian.

Williams mengatakan kalau risiko PLTN Fukushima berdampak seperti Chernobyl selalu ada. Dua ledakan yang terjadi di sana menunjukkan situasi masih bisa berubah. "Risiko selalu ada. Kondisi bisa tak terkontrol. Tapi saya pastikan kalau saat ini sepertinya tidak mungkin, sangat tidak mungkin," tegasnya.

Bencana Chernobyl terjadi pada 26 April 1986. Kecelakaan di PLTN Chernobyl di tempat yang sekarang merupakan bagian dari Ukraina termasuk kelas 7 dalam skala 0 sampai 7. Sementara kecelakaan di Fukushima termasuk kelas 4, menandakan kecelakaan hanya berdampak lokal.

Kecelakaan Chernobyl berubah jadi bencana karena reaktor tidak dimatikan. Ledakan merobek reaktor dan menyebarkan pencemaran radioaktif ke Ukraina, Rusia, dan Eropa.



sumber:nationalgeographic.co.id