Senin, 14 Februari 2011

Masa depan angklung sebagai warisan budaya dikhawatirkan



  
  Angklung telah resmi dideklarasikan UNESCO sebagai salah satu warisan kekayaan budaya dunia atau World Heritage milik Indonesia, pada November 2010 yang lalu. Namun kita tidak dapat berpuas diri dan berhenti sampai di situ. 

Pelestarian angklung amat mendesak untuk dilakukan. Selama ini angklung Indonesia tidak memiliki terobosan atau perkembangan apa pun yang cukup berarti. Bahkan keberadaannya dinilai tidak terlalu banyak mendapat perhatian utama masyarakat terutama ketika maraknya isu-isu lain yang menerpa, di bidang politik dan lain-lain. Tambah lagi, Ketiadaan tenaga ahli pengajar di bidang alat musik tradisional itu kini terasa mengkhawatirkan bagi sebagian pihak. 

Hal tersebut seperti dinyatakan oleh Direktur Saung Angklung Udjo (SAU) Bandung, Taufik Hidayat serta Kabid Penelitian/Karya Cipta Seni Pusat Penilitian dan Pengabdian Masyarakat STSI Bandung, Husen Hendriyana. Menurut mereka, hingga kini Indonesia masih kekurangan tenaga ahli di bidang musik bambu. 

"Sampai sekarang, Indonesia termasuk di Bandung sendiri belum memiliki tenaga ahli di bidang musik bambu," Taufik menuturkan dalam wawancaranya dengan Galamedia.

Jika kondisi ini dibiarkan, lanjutnya, bukan tidak mungkin pengakuan UNESCO terhadap angklung sebagai warisan budaya tak benda itu akan dicabut, apalagi evaluasi diadakan dalam empat tahun ke depan. 

Menurut Taufik, SAU Bandung tengah berupaya mengantisipasi kebuntuan ini pula dengan menjalankan tiga program untuk menghasilkan tenaga ahli di bidang musik angklung, salah satunya dengan pemberdayaan  pendidikan dan pelatihan kepada para dosen yang akan meraih gelar doktor di bidang musik bambu.


Sementara Husen Hendriyana dari STSI menyebutkan, pihak Puslitmas STSI telah menyekolahkan salah seorang dosennya untuk mengikuti pendidikan guna meraih gelar doktoral pada bidang tersebut di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. "Sebenarnya ada empat dosen yang disekolahkan hingga meraih gelar doktor, namun yang benar-benar memperdalam bidang musik bambu hanya seorang," lanjutnya.





sumber:nationalgeographic.co.id